-->

Ads 720 x 90

Berpetualang ke Desa Wisata Budaya Kalibening Dawuhan Banyumas

Masih ingat dengan salah satu pesan bung karno dengan Jas Merah yaitu Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena bangsa yang besar pasti akan menghargai sejarah serta warisan para leluhur.
13592526481592883458
(Pembawa Pusaka di Museum Kalibening / dok. pribadi)


Banyumas – Pagi itu sinar mentari begitu cantik, tampak sumpringah memberikan cahaya kepada bumi, embun pagi masih menempel di dedaunan yang membuat suasan terasa nyaman. Kami berdua melangkah bersama menuju salah satu desa wisata di Banyumas yang menjadi destinasi wisata dari perbagai penjuru dunia.
Desa Dawuhan secara geografis masuk dalam wilayah Banyumas Provinsi Jawa tengah, desa wisata budaya religi yang di tetapkan oleh pemerintah daerah serta paguyuban masyarakat budaya kalibening. Menurut catatan sejarah awal mula nama banyumas bermula juga dari salah satu grumbul di desa tersebut yaitu Grumbul Kalibening.
Untuk menuju Komplek Wisata Kalibening dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua dan mobil hingga di parkiran Pendopo Kalibening. Dari pusat kota Purwokerto ke arah selatan menuju jogja yang berjarak sekitar 14 KM berhenti di Alun-alun Banyumas dan melanjutkan menuju ke lokasi desa dawuhan yang berjarak sekitar 5 KM ke arah barat.
13592530291272448422
(gerbang desa dawuhan banyumas / dok. pribadi)


Setelah melewati desa sudagaran, pekunden, dan kalisube maka akan disambut dengan pintu gerbang Desa Dawuhan. Warga masyarakat juga pasti akan menyambut dengan senyuman keramahan sebagai ucapan selamat datang kepada para wisatawan.
Sebelum memasuki komplek makam Bupati-bupati banyumas terdahulu dan keluarganya maka akan berjumpa dengan masjid Agung yang konon sudah berusia ratusan tahun. Di Dawuhan ini terdapat makam beberapa tokoh diantaranya adalah Raden Joko Kaiman yang bergelar adipati mrapat Bupati pertama Banyumas, Mbah Lambak tokoh spiritual banyumas, serta beberapa tokoh nasional yang di makamkan di dawuhan seperti pendiri Bank BRI, dr. Gumbreg dan masih banyak lainnya.
13592545981561440137
(sambutan ramah anak kalibening banyumas / dok. pribadi)


Untuk menuju Komplek Wisata Budaya Religi Kalibening juga tidak semudah jalan Tol, perlu perjuangan untuk sampai hingga ke lokasi dimana menggambarkan bahwa untuk mencapai sebuah tujuan dalam hidup perlu pengorbanan dan berusaha bekerja keras hingga tujuan tercapai. Jalan yang menanjak serta di hiasi dengan tebing yang cukup curam membuat petualangan semakin menantang.
13592605531054090323
(tanda tanjakan & Keindahan alam kalibening / dok. pribadi)


Sampai di lokasi akan disambut dengan bangunan kokoh Pendopo dan Museum Kalibening yang hanya dibangun dengan satu pohon yang sangat besar berasal dari bukit kalibening. Semua bahan kayu yang dibutuhkan dalam pemgangunan museum hanya menggunakan satu pohon saja.
Kebetulan sekali saat kami ke desa dawuhan banyumas ada kegiatan tahunan yaitu jamasan pusaka kalibening yang merupakan peninggalan Mbah kalibening dan Leluhur di Banyumas. kegiatan ini di adakan setiap tahun pada tanggal 12 mulud tahun jawa yang dihitung berdasarkan kalender aboge. Pada tahun ini jatuh pada Hari Jumat wage tanggal 25 Januari 2013.
1359253485430047703
(pasukan pembawa pusaka kalibening banyumas / dok. pribadi)


Rangkaian kegiatan Jamasan Pusaka ini telah di siapkan jauh hari sebelumnya, seperti berziarah ke makam Mbah Natajiwa di desa kedunguter banyumas dan Eyang Surabendera Juru Kunci Mbah Kalibening yang pertama di pesanggrahan kroya pada hari minggu pahing tanggal 13 Januari 2013.
Kegiatan bersih-bersih lokasi juga menjadi awal pembuka rangkaian jamasan pusaka kalibening diantaranya yaitu di komplek makam kalibening, sumur pasucen, pintu gerbang hingga pendopo kalibening. Prosesi ziarah juga dilaksanakan pada hari senin Kliwon 21 Januari 2013.
Pengajian dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW juga di selenggarkan di Pendopo Kalibening Dawuhan Banyumas dengan mengundang Dai asal Purwokerto yaitu Bapak Kiyai Sangidun. Untuk kebudayaan juga sempat diadakan juga pagelaran seni budaya ebeg dari desa dawuhan yang dilaksanakan pada siang harinya.
Menurut Sutrimo (34) pengunjung kegiatan Jamasan Pusaka Kalibening mencapai ribuan, walau hujan sempat turun dengan deras namun apresiasi warga untuk melihat prosesi jamasan tetap membludak hingga kegiatan usai tutur tim pemasaran sekaligus kayim di desa dawuhan banyumas tersebut.
1359253702973115049
(ramainya pengunjung di sumur pasucen / dok. pribadi)


Malam sebelum prosesi jamasan diadakan sholawatan yang menggunakan alat rebana tradisional yang sering di sebut terbang. Selawatan jawa atau terbangan tersebut dilakukan mulai ba’ada isya hingga Pukul 02.00 WIB. Sedangkan pendataan dan penghitungan pusaka kalibening di lakukan mulai jam 00.00 hingga pukul 01.30 WIB dengan di iringi selawatan jawa ucap pak Sunaryoko yang menjadi juru kunci II makam kalibening Banyumas.
Setelah pendataan dan dihitung ternyata ada pusaka yang hilang dan ada juga yang bertambah. Hilangnya atau berubahnya jumlah pusaka konon menjadi pertanda alam yang bisa menjadi pengingat masyarakat banyumas agar semakin hati-hati dan waspada dalam menjalai hidupnya.
13592538771657780641
(Pusaka Kalibening Banyumas / dok. Pribadi)


Pagi harinya sejumlah pusaka di jemur di komplek halaman masjid kalibening banyumas. persiapan perlengkapan di siapkan pagi harinya. Karena bertepatan dengna hari jumat maka kegiatan jamasan dilakukan setelah sholat jumat. Dengan dibawa punggawa pusaka tersebut dengang menggunakan pakaian khas adat jawa ke sumur pasucen untuk di cuci.
1359260296657941988
koleksi museum kalibening keris dan mata uang kuno


Saat pencucian pusaka terjadi hujan yang cukup besar di banyumas, namun prosesi jamasan tetap dilaksanakan. Setelah di cuci pusaka tersebut di bawa ke makam mbah kalibening. Juru kunci dan masyarakat berziarah ke makam syekh Maulana Rumani yang merupakan penyebar islam di banyumas dan bergelar eyang kalibening.
13592540421951632203
(Bapak Rudin saat mendata Pusaka / dok. Pribadi)


Selanjutnya pusaka di bawa di pendopo kalibening dan dibacakan oleh Bapak Kiyai Rudin tokoh masyarakat sekaligus tokoh adat di desa dawuhan. Beliau membacakan nama-nama pusaka dan jumlahnya. Ada beberapa pusaka besar yang bertambah diantaranya adalah Kujang yang merupakan senjata khas jawa barat dengan di kedua sisinya terdapat ayat suci dalam Al-Quran. Dalam pembacaan tersebut tidak dijelaskan secara gamblang tentang pertanda banyumas di masa mendatang. Selain tidak etis tentu tidak ingin mendahului kersa Gusti kang Murbeng dumadi ucapnya. Biarlah masyarakat yang membaca dan menafsirkan menurut hati nurani masing-masing.
13592600381533866594
(kujang dan naga runcing koleksi museum / dok. pribadi)


Benar-benar pengalaman wisata budaya yang menyenangkan dan wisata religi yang membuat tenang hati. Layaknya tubuh yang butuh makan, hati juga butuh makan salah satunya yaitu berwisata religi seperti di kalibening. Suasana komplek pendopo kalibening yang nyaman ditunjang sambutan masyarakat yang penuh keakraban membuat hati semakin tenang.
Di akhir perjumpaan sempat bertemu dengan kang sukmo, ia menjelaskan bahwa kegiatan jamasan pusaka ini adalah budaya. Pasti banyak orang yang berpikir itu bidah dan sesat namun cobalah berpikir dengan jernih serta bukalah pintu hati. Syirik itu tempatnya di hati, dan tidak setiap waktu orang itu sedang sirik atau tidak. Tergantung cara pandang hati menilainya. Bisa jadi ketika orang percaya bahwa obat bisa menyembuhkan penyakit bukankah itu syirik? Karena berkat dan izin ridho Alloh lah penyakit itu bisa sembuh.
13592542551237157460
(antusiasme warga untuk belajar sejarah / dok. pribadi)


Proses pelestarian budaya serta memelihara warisan leluhur memang tidaklah mudah. Selain karena menggunakan bahasa simbol juga tidak semua masyarakat bisa menafsirkan. Sebenarnya setiap prosesi itu bisa sangat nalar dan bukan semata-mata klenik. Misal untuk menjaga agar keris tetap baik maka harus di cuci dengan air kelapa serta jeruk nipis. Itu bermakna bukan member makan pada keris melainkan justru agar besi itu tidak karaten dan rusak. Dan masih banyak lain yang saya kira itu sangat nalar bukan klenik.
135925492189054066
(Anak Kecil saja semangat belajar ke kalibening / dok. pribadi)


Mari kita belajar sejarah dengan mengenal warisan-warisan dari leluhur nusantara. Keris juga sudah di akui dunia melalui UNESCO loch sebagai warisan budaya Indonesia. Belajar dan terus belajar agar dapat menjalani hidup dengan bijak. Selamat beraktifitas sobat kompasianer dan tetap semangatzz… salam hangat dari desa.
13592598581089481080
(keindahan koleksi museum kalibening banyumas / dok. pribadi)

sumber: kompasiana
Semoga artikel Berpetualang ke Desa Wisata Budaya Kalibening Dawuhan Banyumas bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter