-->

Ads 720 x 90

🎁 Spesial buat pengunjung Mengenal Budaya Jawa, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

Jejak Manusia Purba dan Lahirnya Kerajaan Pertama di Tanah Jawa: Tinjauan dari Naskah Wangsakerta

Ketika kita berbicara tentang sejarah Jawa, pikiran kita sering kali tertuju pada kerajaan besar seperti Majapahit atau Mataram. Namun, pernahkah kita bertanya, apa yang ada jauh sebelum era mereka? Siapakah penghuni awal tanah yang subur ini?


Sebuah naskah kuno, Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta, mencoba memberikan jawaban. Mari kita telusuri jejak manusia purba hingga lahirnya kerajaan pertama di tanah Jawa berdasarkan catatan bersejarah ini.


Potensi Fosil dan Catatan Zaman Purba

Secara arkeologis, di Tatar Sunda memang belum ditemukan fosil manusia dari lapisan Pleistosen Bawah maupun Tengah. Namun, penemuan fosil seperti Pithecanthropus Mojokertensis, Meganthropus Palaeojavanicus, dan Pithecanthropus Erectus di Mojokerto dan Trinil membuka kemungkinan bahwa manusia purba serupa bisa saja pernah hidup di wilayah Jawa bagian barat.


Sebelum kemungkinan itu terbukti, Naskah Wangsakerta menyajikan kisah tentang Purwayuga (Zaman Purba). Naskah ini melukiskan awal mula bumi tercipta dari api yang menyala, mendingin selama jutaan tahun, hingga menjadi gunung dan lautan.


…// witan sarga kala niking bhumitala / bhumitala pinakagni dumilah mwang usna //prayuta warsa tumuli kukm peteng rat bhumandala canaih canaih dumanarawata sirna / bhumi mahatis yadyastun mangkana/ tatan hang jang gama / ateher bhumandala nikang dadi prawata lawan sagara//...


Terjemahan:

Pada awal masa penciptaan permulaan bumi (bhumitala), permukaan bumi menyerupai api yang bercahaya dan menyala. Berjuta-juta tahun kemudian asap gelap di seluruh muka bumi secara berangsur-angsur dan terus menerus seluruhnya menghilang. Bumi menjadi dingin. Namun demikian, belum ada mahluk hidup. Kemudian, permukaan bumi ini menjadi gunung-gunung dan lautan.


Setelah itu, kehidupan muncul secara bertahap: tumbuhan kecil, hewan laut, lalu berbagai jenis tumbuhan dan hewan raksasa, hingga akhirnya muncul manusia.


Jenis-Jenis Manusia Purba di Nusantara

Naskah Wangsakerta mengidentifikasi beberapa jenis manusia purba yang pernah mendiami Nusantara, khususnya Jawa:


Manusia Hewan (Satwa Purusa): Hidup sekitar 1.000.000 hingga 600.000 tahun silam. Mereka digambarkan berperilaku seperti hewan, menyerupai kera, bertubuh besar, tanpa busana, dan sangat kejam. Mereka tinggal di pohon dan bertarung hanya dengan tangan kosong.

Manusia Raksasa (Bhutapurusa): Hidup antara 750.000 hingga 300.000 tahun silam. Jenis ini sudah berjalan tegak, lebih cerdas, dan mampu membuat senjata dari tulang dan batu. Mereka sering bertempur dengan Manusia Hewan dan berhasil memusnahkannya. Namun, mereka pun akhirnya punah akibat serangan kaum pendatang dari utara.

Manusia Yaksa (Yaksapurusa): Hidup antara 500.000 hingga 300.000 tahun silam di Jawa Barat dan Tengah. Mereka bertubuh tegap, tinggi, dan senang meminum darah. Mereka juga punah akibat pertempuran dengan pendatang baru.

Manusia Kerdil (Wamana Purusa): Hidup antara 50.000 hingga 25.000 tahun silam. Mereka tidak cerdas dan peralatan batunya berkualitas rendah. Jenis ini pun akhirnya punah.

Zaman-zaman ini oleh para mahakawi (pujangga besar) dinamai sebagai Prathama Purwwayuga (masa purba pertama) hingga Madya ning Purwwayuga (masa purba pertengahan).


Gelombang Kedatangan Pendatang dari Utara

Kepunahan manusia purba ini sering kali dikaitkan dengan kedatangan kaum pendatang dari benua utara. Daldjoeni dalam buku Geografi Kesejarahan II Indonesia (1984) menyebutkan dua pusat persebaran bangsa: daerah Yunnan di Cina Selatan (Proto Melayu) dan dataran Dongson di Vietnam Utara.


Naskah Wangsakerta mencatat bahwa perpindahan besar-besaran ini terjadi sekitar 20.000 tahun sebelum tarikh Saka. Para pendatang dari Yawana, Campa, dan Syangka ini menyebar ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, hingga Bali.


Gelombang kedatangan ini terjadi secara bertahap:


10.000 - 5.000 tahun sebelum tarikh Saka

5.000 - 3.000 tahun sebelum tarikh Saka

3.000 - 1.500 tahun sebelum tarikh Saka

1.500 - 1.000 tahun sebelum tarikh Saka

Hingga gelombang terakhir sekitar awal tarikh Saka.

Para pendatang baru ini jauh lebih cerdas. Mereka memiliki pengetahuan dan teknologi yang lebih maju, seperti:


Membuat perkakas dan senjata dari besi, emas, dan perak.

Mengenal ilmu pembuatan busur dan panah (Dhanurweda).

Mampu membuat perahu yang baik.

Menanam padi sebagai makanan pokok.

Memahami ilmu perbintangan (Panaksastra).

Membuat pakaian, perhiasan, dan rumah yang layak.

Memiliki sistem aturan (hukum) dan pengetahuan ekonomi.

Keunggulan ini membuat kaum pribumi purba terdesak, ditaklukkan, dan akhirnya banyak yang berbaur melalui perkawinan.


Aki Tirem dan Lahirnya Sebuah Kerajaan

Di tengah peradaban yang sedang terbentuk ini, muncullah seorang tokoh penting di pesisir barat Jawa Barat.


…/ hana pwa sang panghulu athawa pangamasa mandala pasisir Jawa kulwan / bang kulwan ika prarrucnaran aki tirem athawa sang aki luhunnulya ngaranira waneh //


Terjemahan:

Adapun, panghulu atau penguasa wilayah pesisir barat Jawa Barat sebelah barat, namanya Aki Tirem atau Sang Aki Luhur Mulya nama lainnya.


Aki Tirem adalah seorang pemimpin lokal yang berwibawa. Silsilahnya, menurut naskah, dapat ditelusuri hingga ke Swarnabhumi (Sumatera), Hujung Mendini (Semenanjung Malaysia), Langkasuka, hingga negeri Yawana. Diduga kuat, Yawana ini merujuk pada Yu wan, sebuah kota kecil di provinsi Yunnan, Cina.


Dewawarman dan Berdirinya Salakanagara

Pada awal tarikh Saka, datanglah rombongan pedagang dari negeri Bharata (India) yang dipimpin oleh Dewawarman. Ia adalah seorang duta dari wangsa Pallawa yang bertujuan untuk berdagang dan menjalin hubungan.


Dewawarman bersahabat baik dengan Aki Tirem. Persahabatan ini berujung pada pernikahan Dewawarman dengan putri Aki Tirem, Pwahaci Larasati.


Ketika Aki Tirem wafat, ia menyerahkan kekuasaannya kepada menantunya. Dewawarman pun dinobatkan menjadi raja dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Raksa Gapura Sagara. Kerajaannya diberi nama Salakanagara (Negeri Perak), dengan ibukota di Rajatapura (Kota Perak).


Kerajaan Salakanagara, yang berdiri sekitar tahun 130 M, menjadi kerajaan pertama yang tercatat dalam naskah di Nusantara. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Barat bagian barat, pulau-pulau di sekitarnya, hingga pesisir selatan Sumatera. Mereka menguasai jalur laut strategis dan menjadi gerbang perdagangan penting antara timur dan barat.


Dari kisah ini, kita dapat melihat betapa panjang dan kompleksnya proses terbentuknya peradaban di tanah Jawa. Jauh sebelum kerajaan-kerajaan besar menancapkan kekuasaannya, telah ada jejak-jejak manusia purba, gelombang migrasi, percampuran budaya, dan lahirnya sebuah kerajaan perak yang menjadi tonggak awal sejarah di Nusantara.


Sumber: Diadaptasi dari teks yang merujuk pada Naskah Pangeran Wangsakerta dan penelitian sejarah, dikutip dari http://www.scribd.com/ dan di rangkum oleh https://mengenalbudayajawa.blogspot.com

Semoga artikel Jejak Manusia Purba dan Lahirnya Kerajaan Pertama di Tanah Jawa: Tinjauan dari Naskah Wangsakerta bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar

Baca Artikel Informasi Lainnya

  • Memuat artikel...
Subscribe Our Newsletter