-->

Ads 720 x 90

Tradisi Dukutan, Warga Nglurah Bersih Desa Dengan Saling Lempar Boga


Tawuran Dukutan Warga Dusun Nglurah Kecamatan TawangmanguSekedar berbagi aja gan, dan posting ulang, Ada yang unik dengan kekayaan budaya di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, yang terletak di lereng Gunung Lawu, gunung non-aktif di sebelah timur Kota Solo. Di kecamatan yang terkenal dengan objek wisata air terjun Grojogan Sewu itu, masyarakatnya masih menjunjung budaya Jawa dengan sangat baik. Termasuk dalam menentukan berbagai upacara adat yang rutin mereka gelar setiap tahunnya.
Wuku atau siklus waktu yang berlangsung sepanjang 30 minggu dalam penanggalan Jawa adalah salah satu cara yang digunakan untuk menentukan kapan minggu baik sebuah upacara adat digelar. Di Desa Kalisoro terdapat upacara bersih desa Julungan di wuku Julung Wangi (minggu ke-9), sedangkan di Dusun Pancot terdapat upacara Mondosiyo yang rutin digelar setiap wuku Mondosiyo (minggu ke-14).
Upacara adat terakhir yang juga menggunakan hitungan wuku adalah upacara bersih desa Dukutan yang jatuh pada wuku Dukut, minggu ke-29, dan baru saja berlangsung beberapa hari yang lalu di Dusun Nglurah, Tawangmangu. Upacara yang rutin digelar warga di kawasan penghasil tanaman obat dan hias ini juga wajib berlangsung di pagi hari sebelum jam 8 pada hari Selasa Kliwon.
Bersih Desa Dukutan Dusun Nglurah Tawangmangu Karanganyar
Tradisi bersih desa Dukutan diawali dengan beberapa peserta dengan seragam serba hitam yang terbagi dalam dua kelompok berbaris sambil membawa berbagai jenis sesaji dan perlengkapan. Dalam rombongan mereka terdapat juga beberapa warga yang memainkan musik untuk mengiringi langkah mereka menuju situs Candi Menggung atau pepunden desa setempat.
Kedua rombongan pemuda tadi memasuki pepunden melalui pintu masuk yang berbeda yaitu selatan dan barat. Dari selatan adalah warga Nglurah Kidul (Selatan) dan dari barat adalah warga Nglurah Lor (Utara) yang masing-masing terbagi dalam rukun warga yang berbeda di Dusun Nglurah.
Kedua rombongan pemuda ini nantinya akan menjadi peserta prosesi puncak bersih desa yaitu prosesi ritual Tawur Agung Dukutan. Namun sebelum mereka melangsungkan prosesi puncak tersebud, terdapat beberapa ritual yang harus mereka jalani terlebih dahulu di pepunden desa yang juga merupakan candi untuk Dewa Siwa yang masih digunakan umat Hindu untuk bersembahyang.
Ritual Bersih Desa Dusun Nglurah Tawangmangu Karanganyar
Prosesi pertama adalah mendandani dua arca dalam punden yang dipercaya sebagai arca Eyang Menggung dan Dewa Siwa. Sementara beberapa warga mendandani arca, beberapa warga lain menyiapkan berbagai kebutuhan seperti menaruh sesaji, membakar menyan, juga membersihkan yoni yang kemudian diisi dengan air.
Prosesi Ritual Bersih Desa Dusun Nglurah Tawangmangu
Sesaat setelah kedua arca tadi selesai didandani, warga kemudian mulai berebut bunga yang dijadikan sesaji di depan arca. Disaat bersamaan, beberapa warga di depan punden tampak sibuk membakar kemenyan di atas wadah air yang berasal dari yoni yang tadi dibersihkan.
Prosesi Ritual Bersih Desa Dusun Nglurah Karanganyar
Sementara para pemuda yang tadi membawa sesaji mulai menghancurkan berbagai jenis sesaji menjadi bagian yang lebih kecil dan di wadahkan dalam kantong yang terbuat dari daun pisang. Uniknya, seluruh sesaji yang digunakan adalah makanan olahan yang terbuat dari jagung giling atau boga.
Jenis sesaji ini adalah jenis makanan yang dipercaya disukai oleh danyang atau arwah leluhur warga yang bersemayam di pepunden desa. Lebih unik lagi, mereka yang memasak olahan boga dan sesaji lainnya tidak diperbolehkan untuk mencicipinya terlebih dahulu. Hingga berakhirnya seluruh prosesi ritual baru warga diperbolehkan mencicipi.
Sesaji Olahan Jagung dalam Upacara Adat Dukutan
Tak berselang lama, seorang sesepuh desa mulai membacakan doa dari depan pintu masuk punden. Inti dari doa yang dia bacakan adalah permohonan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan kepada seluruh warga dan dusun hingga tujuh bulan ke depan. Inti doa yang juga menjadi inti digelarnya upacara bersih desa Dukutan ini.
Begitu selesai dengan doa, warga mulai berebut air dalam wadah sementara para peserta tawur agung mulai berdiri dan bersiap untuk memulai prosesi puncak. Ritual tawuran di punden ini hanya akan berlangsung beberapa saat tetapi juga menjadi prosesi yang paling ditunggu oleh seluruh warga yang berkumpul di pepunden desa.
Prosesi Ritual Bersih Dusun Nglurah Kecamatan Karanganyar
Prosesi Tawur Agung Dukutan Warga Dusun Nglurah
Para pemuda yang membawa remahan olahan boga kemudian dipandu untuk mengelilingi pepunden searah dengan jarum jam. Musik mulai ditabuh lebih keras dan beberapa warga mulai memprovokasi mereka dengan teriakan dan juga mercon. Remahan sesaji akhirnya mulai dilempar dan disebar ke arah luar kerumunan warga.
Begitu nampak ada warga yang keluar dari kerumunan, mereka tak segan melemparnya dengan remahan tadi. Setiap kali lemparan mengenai warga, tawa dan juga teriakan dari kerumunan selalu akan mengiringinya. Jika tidak ada warga yang keluar dari kerumunan, sesekali mereka akan melempar kearah kerumunan warga.
Prosesi Ritual Tawur Agung Dukutan Dusun Nglurah
Dan begitu remahan dalam wadah menipis para pemuda tadi pun berhenti dan melemparkan wadah sesaji kepada sesame pemuda atau juga warga dalam kerumunan. Puncak prosesi upacara bersih desa masih menyisakan satu ritual lagi, yaitu tawuran di satu pepunden desa lagi yang berada di lokasi berbeda.
Prosesi di pepunden kedua ini berlangsung lebih “brutal” dan lebih panas. Dikatakan juga tak jarang di lokasi kedua ini sering terjadi keributan namun juga dikatakan keributan selalu selesai di akhir acara dan tidak pernah merembet keluar. Dengan berakhirnya ritual tawuran, maka prosesi bersih desa pun dianggap telah selesai. Warga kini hanya tinggal menikmati sajian hiburan berupa wayang kulit yang akan digelar di malam harinya di dekat pepunden desa.

Semoga artikel Tradisi Dukutan, Warga Nglurah Bersih Desa Dengan Saling Lempar Boga bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter