Liputan6.com, Ciamis: Satu hari menjelang bulan Ramadhan 1433 Hijriah, Jumat (20/7), kesibukan di lingkungan Pesantren Darussalam Ciamis, Jawa Barat, sudah mulai terasa. Dibagi puluhan kelompok, para santri dan santriwati sibuk memasak nasi liwet di atas tungku yang dibuat dari tumpukan batu bata dan kayu bakar.
Salah satu ciri khas nasi liwet adalah menggunakan kastrol atau panci khusus berbentuk bulat. Biasanya di dalamnya beras ditanak bersama ikan asin dan cabai.
Selain memasak nasi liwet, para santri juga memasak hidangan pendamping, seperti ikan goreng dan sambal ulek. Usai memasak hidangan mereka bawa ke meja saji yang berada di dalam aula. Dewan juri yang terdiri dari guru dan pengurus pesantren akan mendatangi tiap meja untuk memberikan penilaian.
Setelah penilaian selesai, acara yang dinanti pun tiba, yaitu makan bersama. Nasi liwet dituang kehamparan daun pisang yang dijejerkan memanjang. Panjangnya mencapai 20 meter. Setelah itu tak lupa disertakan pula lauk dan sambalnya.
Kegembiraan dan rasa kebersamaan tampak di wajah para santri. Mereka mengaku senang dan sangat terkesan dengan tradisi setahun sekali ini. Apalagi dalam sebulan kedepan mereka tidak akan makan pada siang hari.(IAN)
Sumber
Tradisi Munggahan
Semoga artikel Tradisi Munggahan bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com
Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.
Posting Komentar
Posting Komentar
- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi