-->

Ads 720 x 90

NAMA & MAKNA PAKAIAN SUKU TENGGER

Salah satu dari banyak kearifan lokal yang dimiliki oleh Suku Tengger adalah : cara mereka berpakaian sehari-hari. “SARUNG”,ya..I,sarung merupakan sesuatu yang barangkali hukumnya wajib bagi Suku Tengger untuk dipakai atau hanya sekedar dibawah beraktifitas.Sehingga orang awam kebanyakanpun dengan mudahnya mengenali,bahwa sesorang itu adalah warga Suku Tengger atau bukan.
Fungsi Sarung bagi Suku Tengger selain sebagai pengusir hawa dingin yang memang akrab dengan keseharian mereka.ada fungsi lain yang tidak kalah pentingnya,yaitu cara pemakaiannya tidak boleh sembarangan ,karena didalam tradisi Tengger terdapat makna atau arti didalam tatacara dan kegunaannya. Tidak kurang dari 7 (tujuh) cara bersarung yang mereka kenal. Masing- masing cara ini memiliki istilah dan kegunaan sendiri.
1. Kekaweng
Digunakan untuk bekerja, cara menggunakannya kain sarung dilipat dua, kemudian disampirkan ke pundak bagian belakang dan kedua ujungnya diikat jadi satu. Cara ini disebut kakawung, yang dimaksudkan agar bebas bergerak pada waktu ketempat mengambil air atau kepasar. Cara bersarung seperti ini tidak boleh digunakan untuk bertamu dan melayat.
2. Sesembong
Sedang untuk pekerjaan yang lebih berat, seperti bekerja diladang atau pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan tenaga lebih besar, mereka menggunakan sarung dengan cara sesembong. Sarung dilingkarkan pada pinggang kemudian diikatkan seperti dodot (di diatas perut di bawah dada) agar tidak mudah terlepas.
3. Sempetan ( sempretan,jawa)
Saat bertamu, mereka mengenakan sarung sebagaimana masyarakat umumnya, yaitu ujung sarung dilipat sampai kegaris pinggang. Cara ini disebut Sempetan.
4. Kekemul
Sementara itu, pada saat santai dan sekedar berjalan-jalan, mereka menggunakan sarung dengan cara kekemul. Setelah disarungkan pada tubuh, bagian atas dilipat untuk menutupi kedua bagian tangannya, kemudian digantungkan di pundak.
5. Sengkletan
Agar terlihat rapi pada saat bepergian mereka menggunakan cara sengkletan. Kain sarung cukup disampirkan pada pundak secara terlepas atau bergantung menyilang pada dada
6. Kekodong
Cara lain yang sangat khas, yang sering dijumpai pada saat masyarakat Tengger berkumpul di tempat - tempat upacara atau keramaian lainnya di malam hari adalah cara kekodong. Dengan ikatan di bagian belakang kepala kain sarung dikerudungkan sampai menutupi seluruh bagian kepala, sehingga yang terlihat hanya mata saja.
7. Sampiran
Anak-anak muda Tengger pun memiliki cara bersarung tersendiri, yang disebut sampiran. Kain sarung disampirkan di bagian atas punggung. Kedua bagian lubangnya dimasukkan pada bagian ketiak dan disangga ke depan oleh kedua tangannya.
Dalam hal berbusana, pakaian sehari-hari yang dikenakan masyarakat Tengger memang tidaklah jauh berbeda dari masyarakat Jawa. Kaum wanitanya menggunakan kebaya pendek dan kain panjang tanpa wiron atau sarung tutup kepala dan selendang batik lebar. Kaum prianya berpakaian sehari-hari sebagaimana masyarakat pertanian di Jawa. Biasanya mereka memakai baju longgar dan celana panjang di atas mata kaki, berwarna hitam. Di bagian dalam, memakai kaos oblong. Udeng dan sarung tidak tertinggal.
Untuk pakaian resmi pun mereka menggunakan beskap,celan panjang hitam,dua kain berwarna kuning (Kampuh).dimana satu Kampuh dipakai secara dislempangkan / menyilang dipundak kanan yang kedua ujungnya disatukan.dan kain Kampuh yang satu dipakai secara melingkar di perut ( seperti sabuk ) dan memakai Udeng Tengger sebagai penutup kepala bagi kaum lelaki.Dalam pemakaian Udeng Tengger bagi pemakainya tidak diperbolehkan menggunakan Udeng yang telah jadi / permanen ( seperti blangkon jogja / udeng bali, madura dll) melainkan harus di pakai dengan menata dan mengikatnya pada saat di perlukan.( dipakai sendiri / dibantu orang lain).
Berdasarkan kepercayaan masyarakat Tengger yang sangat diyakini dan telah dilaksanakan secara turun menurun, masyarakat Tengger memiliki banyak upacara yang tidak saja berkaitan dengan siklus kehidupan, melainkan juga yang berhubungan dengan alam. Setidaknya ada dua upacara besar, yang tetap dilaksanakan dan mengundang perhatian masyarakat luar, termasuk wisatawan, yaitu upacara adat Kasada Dan Karo.

Sumber
Semoga artikel NAMA & MAKNA PAKAIAN SUKU TENGGER bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter