Kuda Lumping atau bahasa populernya di watulawang adalah Ebeg adalah seni tradisional seperti yang ada di daerah2 lain di Jawa. Untuk di Watulawang sendiri, seni kuda lumping masih sangat klasik, belum terjamah oleh seni modern, tapi justru yang klasik ini malah di mata masyarakat di lestarikan, karena itu warisan nenek moyang.
Seperti umumnya, kuda lumping di mainkan oleh 12 orang yang menunggang kuda memakai kostum ksatria, 2 orang memainkan barong,dan 2 orang lagi memakai topeng yang di sebut cepet dan penthul yang biasa ngelawak. Kuda disini bukan kuda beneran tapi kuda kepang, atau kuda lumping, yaitu gambar kuda yang terbuat dari anyaman bambu, kemudian di bentuk menyerupai kuda, dan di beri warna. Musik yang mengiringi berupa seperangkat gamelan , dan di lengkapi juga dengan wawanggana atau sinden. Gending – gending yang di bawakan biasanya juga gending- gending klasik pada umumnya. Pada seni ini juga ada acara kesurupan, setelah mengiringi beberapa gending, biasanya di adakan janturan ( memasukkan roh halus pada para pemain ) sehingga para pemain kesurupan. Dan satu persatu di sembur, atau di timbul agar tersadar dari kesurupan nya.
Dalam pementasan ini juga harus di sediakan macam macam sesaji di meja kusus sajen, untuk ngasih makan para roh halus yang masuk ke dalam tubuh para pemain.
Pementasan kuda lumping ini biasanya pada saat saat tertentu, yaitu pada tanggal 17 agustus, dan di hari – hari lain kalo ada yang nanggap.
Untuk tarifnya cukup murah, dan permainan lumayan atraktif.
Bagi anda yang ingin menyaksikan pertunjukan ini, silahkan datang ke desa watulawang, pada tanggal 17 agustus, atau di hari – hari lain kalau pas ada undangan pentas.
Rombongan kuda lumping ini di ketuai oleh Bp. Karso, yang beralamat di dukuh Dungkul, RT 04, RW 01, Desa Watulawang, Pejagoan, Kebumen.
Angguk
Angguk di sebut juga menoreng, atau wayang orang. Dulu tahun 70 an seni ini sempat popular di watulawang, namun mulai meredup bahkan sampe bubar kelompoknya kira- kira tahun 80-an. Dan seni ini mulai muncul lagi pada tahun 97 an, dan sampe sekarang masih eksis. Angguk adalah seni wayang yang dimainkan oleh orang, ceritanya mengambil cerita babad umar maya dan amir ambyah.
Kesenian ini berpusat di dukuh Era, RT. 10, RW 02, Desa Watulawang dan di ketuai oleh Bp. Marwi.
Yang mau nanggap silahkan datang ke bapak marwi untuk ngundang, dan saksikan kepiawian pemuda watulawang yang berperan sebagai pemain nya.
Posting Komentar
Posting Komentar
- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi