Sruntul adalah kesenian tradisional berupa drama tari yang biasanya
dipentaskan sebagai acara hiburan pada upacara-upacara khitanan,
perkawinan, atau hanya sekedar tontonan biasa, tidak untuk keperluan
apa-apa.
Lakon yang disajikan di sini berupa ceritera-ceritera rakyat baik yang pernah benar-benar terjadi maupun yang carangan.
Hal
ini bisa dilihat dari judul-judul lakon yang dimainkan seperti misalnya
: "Kaminten Edan", "Lahirnya Sudarmin", "Tingkir di Kraton Bintoro",
"Demang Cokro Yudho", "Biang Gamyong", "Prawan Sundi", dan sebagainya.
Untuk
mementaskan Sruntul secara lengkap diperlukan pendukung sebanyak 18
orang yaitu 10 orang sebagai pemain (pria dan wanita), 6 orang sebagai
pemusik dan 2 orang sebagai waranggana.
Para pemain Sruntul
menggunakan kostum ala kadarnya sesuai dengan lakon yang dimainkan yaitu
berupa ceritera-ceritera rakyat pedesaan. Oleh karena itu, kostum ini
juga merupakan pakaian sehari-hari mereka, ditambah dengan make-up yang
bersifat reali.
Pertunjukan ini biasanya dipentaskan hanya pada malam hari selama 5 sampai 6 jam.
Sebelum pertunjukan dimulai didahului oleh pra-tontonan berupa tari-tarian atau sekedar tetabuhan saja.
Pentas yang digunakan berbentuk arena dengan alat penerang pada mulanya berupa obor.
Sekarang
untuk penerangan ini sudah banyak digunakan lampu petromak. Alat-alat
musik yang dipakai disini adalah angklung, terbang, kendang, demung atau
saron, dan gong.
Sumber
Sruntul
Semoga artikel Sruntul bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com
Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.
Posting Komentar
Posting Komentar
- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi