-->

Ads 720 x 90

Kobrasiswa

Kobrasiswa adalah tarian rakyat yang menggambarkan kehidupan manusia dari lahir sampai akhir hayatnya
Pertunjukan ini dibagi menjadi dua bagian.
Pertama adalah penari-penari bagian Rodad dan kedua adalah penari-penari bagian "start".
Kostum penari bagian yang satu dengan yang lain berbeda.
Pertunjukan yang menarik dari Kobrasiswa ini ada dalam babak kedua yaitu pada bagian start.
Di samping ada adegan kematian, disitu juga ada adegan semacam operet yang lucu atau yang bersifat humor.
Selain itu sering juga ada adegan akrobatis yang disebut main komidi.
Sekarang adegan main komidi ini ditiadakan karena dianggap dapat membahayakan keselamatan pemain.
Yang masih dipertahankan adalah adegan-adegan akrobatis yang ringan ringan saja.
Menurut keterangan orang Tempel, kesenian Kobrasiswa ini berasal dari daerah Mendut.
Adapun fungsinya hanya sebagai tontonan/hiburan bagi masyarakat umum.
Jumlah pemain kesenian ini tidak tentu, tergantung dari banyak sedikitnya anggota.
Dari pertunjukan yang pernah dijumpai jumlah pemain ada sekitar 30 - 50 orang, terdiri dari laki-laki yang berusia antara 9 - 30 tahun, dengan pembagian 40 orang sebagai penari dan 10 orang sebagai pemegang alat musik serta vokalis.
Kostum pemain kesenian ini ada bermacam-macam, antara group satu dengan yang lain sering tidak sama.
Kostum ini antara lain terdiri dari :
(1) tutup kepala
(2) baju dan
(3) celana.
Dalam hal ikat kepala ada pemain yang memakai ikat kepala dari kain, atau memakai semacam kuluk seperti pada tarian serimpi, atau memakai semacam caping kecil tapi tinggi berbentuk kerucut (semacam kukusan, Jawa).
Untuk bajunya, ada yang memakai baju berwarna putih, ada yang memakai kaos oblong hitam, dan ada pula group yang memakai rompi. Untuk celana, ada yang memakai celana panjang, tetapi juga ada yang memakai celana pendek.
Ada pula group yang memakai kain dengan tehnik pemakaian secara rampek, pada bagian rodadnya.
Selain itu masih ada lagi kaos kaki dan sepatu kain.
Dalam soal rias muka juga ada perbedaan antara group yang satu dengan yang lain.
Ada yang menggunakan rias muka, ada juga yang tidak.
Pada bagian rodad ini ada group yang menggunakan property berupa pedang dari bambu dan perisai dari tambir atau tedol yang dibuat dari bambu.
Kostum pemain pada bagian start umumnya sama antara group yang satu dengan yang lain, yaitu blangkon, iket (udeng), kopiah hitam, kopiah putih, sarung, kain, baju surjan, baju model kuno serta kacamata.
Pertunjukan Kobrasiswa biasa dilakukan pada malam hari dan memakan waktu kurang lebih 4 jam, dari jam 21.00 sampai jam 01.00, dengan menggunakan alat penerangan lampu petromak.
Pada pertunjukan Kobrasiswa ini biasanya tidak ada pra-tontonan. Kalaupun ada hanya berupa lagu lagu / bunyi-bunyian dari vokalis dan pemegang instrumen musik.
Konsep pentas yang digunakan adalah arena dengan desain lantai lingkaran dan lurus.
Vokal disampaikan dalam bentuk nyanyian berbahasa Arab, Indonesia dan Jawa.
Alat musik yang dipakai berupa 2 atau 3 buah bende, sebuah kendang, satu jedor, 1 tambur satu seruling, ketipung, terbang serta harmonika. Tidak semua group memakai alat selengkap ini karena pada prinsipnya instrumen pokok hanyalah, bende 2 atau 3 buah dan 1 jedor saja.

Sumber
Semoga artikel Kobrasiswa bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter