Salah satu
peninggalan budaya Islam di Cirebon adalah Seni Gembyung. Seni ini
merupakan pengembangan dari kesenian Terbang yang hidup di lingkungan
pesantren. Konon kesenian terbang itu salahsatu jenis kesenian yang
dipakai sebagai media penyebaran Agama Islam di daerah Cirebon dan
sekitarnya. Kesenian Gembyung ini biasa dipertunjukkan pada
upacara-upacara kegiatan Agama Islam seperti peringatan Maulid Nabi,
Rajaban dan Kegiatan 1 Syuro yang digelar di sekitar tempat ibadah.
Entah siapa yang punya ide untuk mengembangkan seni terbang ini dan
kapan. Yang jelas kesenian Gembyung muncul di daerah Cirebon setelah
kesenian terbang hidup cukup lama di daerah tersebut.
Gembyung adalah
ensambel musik yang terdiri dari beberapa waditra terbang dengan
tarompet yang merupakan jenis kesenian bernafaskan Islam. Meskipun
demikian, di lapangan ditemukan beberapa kesenian Gembyung yang tidak
menggunakan waditra tarompet.
Setelah
berkembang menjadi Gembyung, tidak hanya dipertunjukkan di lingkungan
pesantren atau tempat-tempat ibadah agama Islam, tetapi dipertunjukkan
juga di lingkungan masyarakat luas. Bahkan frekuensi pertunjukannya
cenderung lebih banyak di lingkungan masyarakat. Demikian juga tidak
hanya dipertunjukan dalam acara-acara keagamaan (Islam), tetapi juga
dalam acara kelahiran bayi, khitanan, perkawinan dan upacara siklus alam
seperti ngaruat bumi, minta hujan, mapag Dewi Sri, dsb. Pada
perkembangan lebih lanjut, Gembyung tidak hanya sebagai seni auditif,
tapi sudah menjadi seni pertunjukan yang melibatkan unsur seni lain
seperti seni tari.
Di beberapa
daerah wilayah Cirebon, kesenian Gembyung telah dipengaruhi oleh seni
tarling dan jaipongan. Hal ini tampak dari lagu-lagu Tarling dan
Jaipongan yang sering dibawakan pada pertunjukan Gembyung. Kecuali
Gembyung yang ada di daerah Argasunya, menurut catatan Abun Abu Haer,
seorang pemerhati Gembyung Cirebon sampai saat ini masih dalam konteks
seni yang kental dengan unsure keislamannya. Ini menunjukkan masih ada
kesenian Gembyung yang berada di daerah Cirebon yang tidak terpengaruh
oleh perkembangan masyarakat pendukungnya. Kesenian Gembyung seperti ini
dapat ditemukan di daearah Cibogo, Kopiluhur, dan Kampung Benda,
Cirebon. Orang-orang yang berjasa dalam mempertahankannya adalah Musa,
Rasyim, dan Karya.
Alat musik
kesenian Gembyung Cirebon ini adalah 4 buah kempling (kempling siji,
kempling loro, kempling telu dan kempling papat), Bangker dan Kendang.
Lagu-lagu yang disajikan pada pertunjukan Gembyung tersebut antara lain
Assalamualaikum, Basmalah, Salawat Nabi dan Salawat Badar. Busana yang
dipergunakan oleh para pemain kesenian ini adalah busana yang biasa
dipakai untuk ibadah shalat seperti memakai kopeah (peci), Baju Kampret
atau kemeja putih, dan kain sarung.
Posting Komentar
Posting Komentar
- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi