Ilustrasi |
Sendratari "Banawa Sekar" mewarnai sarasehan budaya "Majapahit Bukan Masa Silam" di Pendopo Agung Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa malam.
Selain itu, seribu orang dari Ishari (Ikatan Seni Hadrah Indonesia) dan Kiai Kanjeng milik Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) juga melakukan "unjuk seni" dalam sarasehan budaya itu.
Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto Choirun Nisa mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk memupuk rasa kecintaan terhadap budaya leluhur khususnya budaya Kerajaan Majapahit.
"Salah satunya manajemen air yang sangat luar biasa sudah diterapkan oleh zaman Kerajaan Majapahit dulu," katanya saat memberikan sambutan di Pendopo Agung Trowulan.
Ia mengatakan sistem manajemen pengolahan air dari hulu ke hilir sangat terpelihara dengan baik dan bisa meminimalkan terjadinya banjir.
"Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai salah satu budaya bangsa, khususnya Kerajaan Majapahit," katanya.
Sementara itu, Sejarahwan Agus Sunyoto mengatakan Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan besar dengan manajemen yang cukup bagus.
"Salah satunya dari sistem perdagangan yang mampu menembus hingga ke mancanegara dengan menggunakan kapal laut, sehingga Kerajaan Majapahit mampu dikenal hingga ke mancanegara dengan segala kemampuan yang ada," katanya.
Acara yang berlangsung hingga dini hari itu dihadiri ribuan masyarakat umum, budayawan, pemerhati dan para pecinta Majapahit. (*)
Sumber: antarajatim.com
Posting Komentar
Posting Komentar
- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi