
Terbentuknya
Kesenian Aplang, berasal dari tradisi penyebaran agama Islam di Jawa
Tengah. Penyebaran agama Islam pada waktu itu menggunakan beberapa cara,
salah satunya adalah kesenian. Di Desa Kali Wuluh Kecamatan Mandiraja
terdapat Group Perjanjen, sebuah alat untuk menyebarkan agama Islam,
berupa melagukan ayat suci al Quran dan syair‑syair berbahasa Jawa
dengan diiringi rebana. Pada sekitar tahun 1950‑an terbentuk Kesenian
Angguk yang merupakan perkembangan dari Perjanjen. Kesenian ini
terbentuk dengan menambahkan gerakan silat yang dilakukan beberapa
laki‑laki pada Perjanjen. Setelah beberapa waktu Kesenian Angguk tidak
aktif, kemudian tumbuh Kesenian Daeng. Kesenian Daeng ini dengan
mengganti pemain laki‑laki pada Angguk dengan pemain wanita. Penggantian
ini karena dirasa pemain wanita lebih menarik orang untuk menyaksikan
kesenian ini. Kata
daeng berasal dari kata beda tetapi
aeng ( aneh ), yang dimaksud berbeda adalah berbeda dari Kesenian Angguk.
Beberapa waktu kemudian pada kesenian Daeng dilakukan penambahan pemain
pria. Penambahan pemain dikarenakan agar kesenian Daeng lebih atraktif.
Kesenian Daeng berubah nama menjadi Aplang. Kata
aplang berasal dari gerakan silat yang dilakukan dengan merentangkan tangan
( dhaplang ). Dalam
kesenian Aplang terjadi penambahan alat musik yang mengiringinya,
antara lain kendang, rebana, bedug dan genjring. Beberapa cerita dan
syair puji‑pujian yang dilagukan menggunakan bahasa Arab dan Jawa.
Sumber
Posting Komentar
Posting Komentar
- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi