-->

Ads 720 x 90

Kesenian Tradisional Kubro Siswo

Disusun oleh:
Nama: Esti Wardani
Kelas: XI Ipa 1
No. : 11

SMA NEGERI 2 MAGELANG
Jalan Urip Sumoharjo Wates Magelang
APA ITU KUBRO SISWO?
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Di setiap daerah tidak hanya memilki satu kebudayaan saja, tetapi bisa beragam. Dari yang banyak di kenal oleh seluruh masyarakat Indonesia sampai yang hanya di kenali oleh masyarakat di daerahnya saja. Kali ini kita akan membahas salah satu kebudayaan di daerah jawa tengah khususnya daerah magelang yaitu kesenian Tari Kubro Siswo. Apa yang anda ketahui tentang tari Kubro Siswo?
Kubro Siswo adalah kesenian tradisional yang berlatar belakang penyebaran islam di Pulau Jawa. Secara bahasa kubro berarti besar dan siswo berarti siswa atau murid. Sehingga dapat di artikan murid-murid Tuhan yang diimplementasikan dalam pertunjukan yang selalu menjunjung kebesaran Tuhan. Kubro Siswo merupakan singkatan dari Kesenian Ubahing Badan lan Rogo (kesenian mengenai gerak badan dan jiwa), yang bermakna meningkatkan manusia khususnya umat islam agar mereka selalu hidup seimbang antara keperluan dunia dan akhirat.
Fungsi awal tarian ini adalah untuk menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Namun, tari kubro siswa sering di kaitkan dengan sebuah cerita, yaitu cerita seorang kyai yang bernama Ki Garang Serang. Ia adalah seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang mengembara di daerah Pegunungan manoreh untuk menyebarkan agama islam. Ceritanya ia memasuki sebuah hutan yang di huni oleh banyak binatang buas. Saat hutan itu terbakar, terjadi pertentangan antara Ki Garang Serang dengan sekelompok binatang buas. Dengan kesaktiannya, binatang-binatang itu dapat ditundukkan oleh Ki Garang inilah sedikit cerita yang berkaitan dengan Tari Kubro Siswo.
Kesenian Kubro Siswo ini ditarikan secara masal sekitar 25 orang atau mungkin lebih dan biasanya semua penarinya dalah laki-laki. Tari ini ditampilkan kurang lebih dengan durasi 5 jam, dengan musik yang hampir mirip atau bahkan mirip dengan lagu perjuangan dan ada juga musik qasidahan. Akan tetapi liriknya diubah dengan lirik yang lebih islami. Alat musik yang digunakan antara lain 3 buah dodok, jedor dan gendang.
Jika di amati, tari kubro siswo merupkan akulturasi budaya jawa, islam dan kolonial. Itu dapat dilihat dari dandanannya yang seperti tentara jaman keraton, tetapi dari pinggang ke bawah mengenakan dandanan seperti pemain bola. Di dalamnya pun harus ada seorang kapten yana memimpin tarian dan selalu membawa peluit. Inilah yang menjadi gaya tarik tarian tersebut.
Selain tarian dan kostumnya, atraksi-atraksi yang menabjubkan juga mrnjadi daya tarik tarian tersebut. Antara lain permainan bola api, tubuh yang disetrika, mengupas kelapa dengan gigi, naik tangga yang anak tangganya terbuat dari beberapa berang(istilah jawanya bendho), adegan perang, dan yang lebih menarik ada adegan kesurupan(istilah jawanya ndadi).
Adegan kesurupan merupakan gambaran peperangan antara Ki Garang Serang dengan binatang-binatang Pegunungan Manoreh. Hanya saja dalam tarian kubro siswo binatang-binatang tersebut digantikan oleh pemain yang menggunakan kostum hewan. Dengan lecutan pecut, bau kemenyan dan setelah bunga tujuh rupa disiramkan ke para pemain, maka para pemain akan mulai kesurupan dan mulai menari.
Untuk menyembuhkan para pemain, maka pawang akan memaksa para penari yang kesurupan untuk mendekati bendhe atau gengang. Dan setelah doa dipanjatkan, maka para penari akan pingsan dan setelah sadar mereka akan sembuh. Setelah itu, selesailah permainannya.
Kubro Siswo taruan khas daerah Magelang. Konon, tari ini berasal dari daerah sekitar Candi Mendut. Sejak tahun 1965, tari ini sudah ada di Borobudur dan sekitarnya. Tentang kapan dan di mana terciptanya tarian ini belum di ketahui secara pasti.

KESENIAN KUBRO SISWA MAMPU MENINGKATKAN RASA NASIONALISME ANAK BANGSA
Selain untuk menciptakan sebuah hiburan, kesenian Kubo Siswo mampu berperan penting dalam menciptakan rasa persatuan dan nasionalisme para pemuda di wilayahnya. Sebagai contoh dapat dilihat dariperkumpulan pemuda penari Kubro Siswo di Dusun Honggosari.
            Dengan sarana perkumpulan tersebut para pemuda akan lebih berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Kenapa? Menghibur masyarakat tentu saja akan mendapat gaji bukan? Gajinya pun pasti lumayan untuk kehidupan sehari-hari bahkan bisa lebih untuk kebutuhan lain. Namun berbeda untuk para pemuda ini. Mereka berlatih giat,semangat dan tanpa lelah bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan umum. Setiap mereka mendapat penggilan untuk menari dan mendapat upah,upah tersebut akan dimasukkan ke kas masjid dan dusun. Mereka sama sekali tidak pernah mengambil sepeserpun uang tersebut selain untuk kepentingan kemajuan kampungnya tersebut. Yang masuk ke kas masjid untuk membangun masjid dan yang masuk ke kas desa untuk membangun desa.
            Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa nasionalisme pera pemuda Dusun Honggosari sangat besar. Mereka senggup dan tanpa pamrih mencari uang untuk kepentingan kampungnya.
            Selain itu, dengan sarana kesenian tersebut baik para pemuda-pemudi atau para remaja Dusun Honggosari rutin melaksanakan pertemuan dalam rangka pengajian Al-Quran. Kegiatan tersebut selain bertujuan untuk silahturahmi adalah untuk memperkuan rasa persatuan antar sesama pemuda dan remaja. Begitu juga untuk manumbuhkan rasa tenggang rasa dan meningkatkan keimanan.

METAMORFOSIS KESENIAN TARI KUBRO SISWO
            Jika saat ini anda tidak pernah atau jarang melihat kesenian ini bukan berarati sudah luntur atau hilang, melainkan sudah terjadi metamorfosis pada kesenian ini. Saat ini bukan tari Kubro Siswa yang berkembang, akan tetapi justru Dayakan yang hampir seluruh tarian dan kagunya mirip dengan Kubro Siswo. Ternyata dapat di bilang bahwa kesenian ini memang sudah terjadi metamorfosis menjadi Dayakan, walaupun gerakannya sudah dibuat lebih sederhana. Begitupun gerakannya lebih energic dan keras.
            Selain itu, dari segi kostum juga sudah dirubah menjadi ala Suku Dayak Kalimantan. Hanya saja untuk kostum ini lebih meriah karena memakai pakaian yang berwarna lebih meriah. Tidak ketinggalan yang dipakai di kepala, topi yang dibuat dengan bulu yang berwarna-warni membuat kesenian itu lebih menarik dibanding dengan Kubro Siswo.
            Yang tak berubah dari kesenian tersebut adalah adekan kesurupan(ndadi). Dalam kesenian Dayakan ini, adegan tersebut tidak dihilangkan. Karena walau bagaimanapun juga, adegan itulah yang menjadi daya tarik khusus kesenian tersebut.


Semoga artikel Kesenian Tradisional Kubro Siswo bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

1 komentar

  1. tradisi banget artikelnya gan, semoga bermanfaat.
    titip link ya gan kunjungi jasa INTERIOR kami
    www.interiorjakarta.com

    BalasHapus

Posting Komentar

- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Tidak Boleh Promosi

Subscribe Our Newsletter