-->

Ads 720 x 90

Kisah wayang mistis, jika berulah saat menonton bisa kualat.

Wayang gandrung, pementasannya diiringi pembakaran dupa
Nama Wayang Gandrung bagi sebagian orang di Kediri dan sekitarnya dianggap wayang mistis. Selain hanya ditampilkan di Bulan Suro (Muharram) dan bagi mereka yang punya ujar (nadzar), wayang kayu ini terlahir dari sebuah bongkahan kayu yang terdampar di sungai pada saat terjadi banjir di daerah Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri sekitar abad 17 lalu.
Bahkan tentang keunikan wayang ini, Jero Wacik saat masih menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata memberikan penghargaan khusus kepada Mbah Kandar sang dalang, sebagai maestro seni tradisi.

"Hati-hati lho saat menyaksikan Wayang Gandrung, sampeyan bisa kualat jika macem-macem saat wayang digelar, lebih baik diam saja. Banyak yang sudah kejadian kuwalat akibat menyepelekannya," pesan Lamidi (60) ahli waris Wayang Gandrung pada salah seorang penonton yang menyaksikan tanggapan Wayang Gandrung oleh orang Kalimantan yang digelar di rumah sang pemilik.

Mungkin itulah gambaran mistis yang selalu disampaikan oleh orang yang menjadi pemerhati Wayang Gandrung kepada siapa saja yang baru kali pertama menyaksikan. Selain mistis, Wayang Gandrung ini juga unik.

Beberapa keunikan berhasil ditelusuri berdasarkan penuturan ahli warisnya. Antara lain, wayang ini terlahir dari bongkahan kayu jati yang hanyut saat terjadi banjir, seperti dituturkan secara turun temurun oleh Lamidi (60) sang pewaris ketujuh Wayang Gandrung dari kakek buyutnya Ki Demang Proyosono. Kayu jati yang terdampar itu dibelah oleh orang misterius setelah penduduk Pagung, gagal membelahnya.

"Wayang ini adalah peninggalan kakek buyut saya yakni Demang Proyosono, tokoh spiritual dari Surakarta yang sedang melakukan topo (bertapa) di Gunung Wilis. Wayang ini hanya boleh dibuka saat pementasan saja selain itu tidak boleh," tutur Lamidi.

Jika ingin pentas di lokasi yang susah dijangkau, semua peralatan mulai wayang, gong, rebab, kendang, gender, harus dipikul atau diangkut dengan jalan kaki. Pilihan dengan jalan kaki ini lantaran pernah pada suatu ketika peralatan pentas pagelaran wayang diangkut dengan gerobak, gerobaknya tidak bisa jalan. Demikian pula ketika diangkut mobil, mobil itupun mogok.

Gambaran proses mistis tidak hanya berhenti di situ, saat prosesi mungel (pementasan) diawali dengan dengan ritual slametan di awal dan akhir pertunjukan serta tindakan-tindakan magis terhadap Wayang Mbah (sebutan lain Wayang Gandrung) dengan kelengkapan mistiknya.

Setelah proses dilalui, dilanjutkan dengan persiapan artistik yakni meliputi penataan fisik peralatan pentas meliputi gawangan, gamelan, blencong dan wayang. Gawangan merupakan peralatan untuk menyimping wayang (menata). Sedangkan kelengkapannya adalah instrumen gamelan dalam bentuk sederhana yakni meliputi kendhang, gambang, rebab, kethuk, kenong dan kempul (gong suwukan) yang ditempatkan melingkar di antara dalang dan kotak wayang.

Jika diperhatikan dengan seksama instrumen yang mengiringi pagelaran Wayang Gandrung tampak tua, unik dan bentuknya menimbulkan kesan magis. Bahkan ketika proses penataan instrumen para pengrawit tampak berhati-hati tanpa suara berisik sehingga menimbulkan suasana khusuk dan wingit. Penonton terbius oleh situasi emosional tersebut, belum lagi ditambah aroma dupa yang menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Merdeka
Semoga artikel Kisah wayang mistis, jika berulah saat menonton bisa kualat. bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter