-->

Ads 720 x 90

🎁 Spesial buat pengunjung Mengenal Budaya Jawa, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

Tradisi Seren Taun: Ritual Syukur Agraria Masyarakat Sunda di Jawa Barat

 

Seren Taun adalah upacara adat tahunan masyarakat Sunda, terutama di Cigugur (Kuningan), Kampung Naga (Tasikmalaya), dan Baduy (Banten), sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan permohonan kesuburan untuk tahun mendatang. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun sejak masa Kerajaan Sunda dan masih lestari hingga kini.

Pada 2021, Kemdikbud menetapkan Seren Taun sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Jawa Barat, menegaskan pentingnya tradisi ini dalam budaya agraris Sunda.


Makna Filosofis Seren Taun

  • Ngaliwatan taun (mengakhiri tahun lama) dan ngalaksanakeun taun anyar (menyambut tahun baru) dalam kalender pertanian Sunda.

  • Symbol gotong royong (kebersamaan) dan harmoni alam, diwujudkan dalam persembahan hasil bumi.

  • Penghormatan kepada Dewi Sri (Nyi Pohaci Sanghyang Asri), dewi padi dalam kepercayaan Sunda kuno.


Prosesi Upacara Seren Taun

1. Munggahan (Persiapan)

  • Ngembang (ziarah ke makam leluhur) oleh tetua adat.

  • Ngalaksa (menumbuk padi bersama) sebagai simbol kebersamaan.

2. Inti Upacara

  • Ngajayak (menyimpan padi ke leuit/lumbung) dengan iringan angklung dan gending Sunda.

  • Tarian Tradisional, seperti Tari Buyung (tarian membawa kendi air) dan Jaipongan.

  • Sedekah Bumi – Pembagian hasil panen (beras, sayur, buah) kepada masyarakat.

3. Puncak Acara: Helaran (Arak-arakan)

  • Gunungan (tumpeng raksasa dari hasil bumi) diarak keliling desa sebelum dibagikan ke warga.

  • Prosesi Ngalungsurkeun (menurunkan padi dari lumbung untuk ditanam kembali).


Keunikan Seren Taun di Beberapa Lokasi

1. Seren Taun Cigugur

  • Dipimpin oleh Pangeran Djatikusumah, keturunan Kerajaan Sunda.

  • Menggunakan baju putih sebagai simbol kesucian.

2. Seren Taun Baduy

  • Dilakukan secara sederhana, tanpa alat musik modern.

  • Pantangan teknologi selama upacara.

3. Seren Taun Kampung Naga

  • Ritual pembersihan diri di Sungai Ciwulan sebelum upacara.

  • Hanya dihadiri warga setempat, jarang terbuka untuk turis.


Perkembangan & Daya Tarik Wisata

  • Festival Budaya Tahunan di Kuningan menarik ribuan pengunjung.

  • Kolaborasi seni modern, seperti pertunjukan musik elektronik berbasis gamelan.

  • Edukasi pertanian organik melalui ritual adat.


Kontroversi & Tantangan Pelestarian

  • Komersialisasi – Sebagian masyarakat khawatir upacara kehilangan makna sakral.

  • Generasi Muda – Minat pelestarian berkurang akibat urbanisasi.


Seren Taun bukan sekadar ritual, tetapi sistem pengetahuan lokal tentang pertanian, ekologi, dan kearifan Sunda. Pelestariannya memerlukan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif komunitas adat.


Referensi

  1. Dinas Kebudayaan Jawa Barat. (2022). Seren Taun: Makna dan Prosesi.

  2. Ekadjati, E.S. (1995). Kebudayaan Sunda. Bandung: Pustaka Jaya.

  3. UNESCO ICH. (2021). Indonesia's Intangible Cultural Heritage.

Semoga artikel Tradisi Seren Taun: Ritual Syukur Agraria Masyarakat Sunda di Jawa Barat bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter