-->

Ads 720 x 90

🎁 Spesial buat pengunjung Mengenal Budaya Jawa, akan ada yang spesial dalam 5 detik...

Temanten Kucing: Tradisi Unik Desa Pelem, Tulungagung yang Bikin Hujan Datang

Kalau kamu lagi cari tradisi unik dari Jawa Timur, kamu wajib banget kenalan sama Upacara Temanten Kucing yang ada di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Tradisi ini bukan cuma unik, tapi juga punya nilai historis dan budaya yang dalam banget lho!

🗺️ Lokasi Desa Pelem di Peta Campurdarat

Desa Pelem itu letaknya ada di bagian selatan Kabupaten Tulungagung, dan dikelilingi desa-desa tetangga, seperti:

  • Utara: Desa Wates

  • Selatan: Desa Perhutanan

  • Timur: Desa Pojok

  • Barat: Desa Campurdarat

Desa ini punya luas sekitar 525 hektar dan terbagi jadi lima dusun, yaitu:

  • Dusun Sumberjo

  • Dusun Pelem

  • Dusun Tambak

  • Dusun Jambud

  • Dusun Bangak

Jumlah penduduknya sekitar 8.212 jiwa, dengan komposisi hampir seimbang: 4.114 laki-laki dan 4.098 perempuan.

🐱 Sejarah Temanten Kucing: Saat Kucing Jadi Pahlawan Hujan

Jangan kaget, ya. Tradisi ini udah ada sejak ratusan tahun yang lalu! Konon, upacara Temanten Kucing dimulai dari kisah seorang tokoh sakti bernama Eyang Sangkrah. Beliau ini dikenal linuwih (berilmu tinggi) dan jadi orang yang pertama membuka wilayah Desa Pelem.

Saat itu, Pelem mengalami kemarau panjang yang bikin warga kesulitan air. Eyang Sangkrah sudah mencoba berbagai ritual untuk memohon hujan, tapi tetap nihil. Sampai akhirnya, beliau memandikan kucing peliharaannya yang bernama condro mowo (kucing jantan berbulu tiga warna) di Telaga Coban.

Ajaibnya, setelah kucing itu dimandikan, hujan langsung turun deras di Desa Pelem. Sejak saat itu, warga percaya kalau memandikan kucing di telaga bisa mendatangkan hujan. Tradisi ini makin diperkuat lagi saat Demang Sutomejo memimpin desa pada tahun 1926 dan kemarau kembali melanda. Beliau juga memandikan dua kucing condro mowo dan... hujan kembali datang!

🐾 Prosesi Temanten Kucing: Kucing Dijadikan Pengantin?

Yup, bener banget! Kucing jantan dan betina dijadikan pasangan pengantin. Prosesinya lengkap banget dan dikemas dengan nuansa adat Jawa yang kental.

  1. Kirab Temanten
    Dua ekor kucing dimasukkan ke dalam keranjang, lalu dikirab oleh sepasang pemuda-pemudi berpakaian adat Jawa – yang laki-laki pakai beskap, yang perempuan pakai kebaya.

  2. Dimandikan di Telaga Coban
    Sebelum “dinikahkan”, kedua kucing dimandikan satu per satu pakai air telaga yang sudah diberi bunga. Seremoni ini dilihat sebagai simbol penyucian dan permohonan hujan.

  3. Pernikahan Simbolis
    Setelah mandi, kucing dibawa ke pelaminan, dan duduk di pangkuan sepasang “pengantin” manusia. Acara ini diiringi doa-doa yang dibacakan sesepuh desa.

  4. Pesta Rakyat
    Setelah akad nikah kucing selesai (cuma sekitar 15 menitan), warga disuguhi berbagai kesenian khas, seperti Tiban (pertunjukan cambuk tradisional) dan Langen Tayub (tarian khas Jawa Timur).

☁️ Tujuan & Makna Dibalik Upacara Ini

Buat warga Pelem, upacara ini bukan sekadar atraksi budaya, tapi juga bentuk doa bersama untuk meminta hujan dari Tuhan. Selain itu, banyak nilai-nilai penting yang bisa kita pelajari dari tradisi ini, seperti:

💫 1. Nilai Religius

Temanten Kucing jadi sarana spiritual masyarakat untuk berdoa minta hujan—bentuk harapan dan ketergantungan kepada kekuatan Yang Maha Kuasa.

🤝 2. Nilai Gotong Royong

Seluruh proses mulai dari persiapan sampai acara selesai dikerjakan bareng-bareng oleh warga. Ini bukti nyata kalau gotong royong masih hidup di masyarakat pedesaan.

💪 3. Nilai Persatuan

Tradisi ini cuma bisa berjalan kalau semua warga kompak. Mulai dari acara kirab, selamatan, sampai makan ambeng bareng, semuanya jadi momen mempererat persaudaraan.

🎭 4. Nilai Seni & Keindahan

Dari busana adat, iring-iringan, sampai pentas seni seperti Tiban dan Langen Tayub, semuanya menunjukkan kekayaan budaya dan keindahan seni tradisional Jawa.


🌧️ Bonus Info: Tradisi Ini Masih Bertahan?

Yap, hingga sekarang, Temanten Kucing masih rutin digelar, terutama saat musim kemarau panjang. Meski zaman udah serba modern, warga Pelem tetap menjaga warisan budaya ini karena diyakini membawa berkah dan jadi jembatan spiritual antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.


Jadi, buat kamu yang pengin lihat langsung tradisi Jawa yang super unik dan penuh makna, Desa Pelem bisa jadi destinasi budaya yang asyik banget buat dikunjungi!

Jangan lupa bawa kamera dan payung ya... siapa tahu kucingnya beneran sukses bikin hujan turun! 😉


📚 Disarikan dan dikembangkan dari penelitian Rita Hajati (2016), Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Kalau kamu punya cerita budaya unik dari desamu, yuk share di kolom komentar!

Semoga artikel Temanten Kucing: Tradisi Unik Desa Pelem, Tulungagung yang Bikin Hujan Datang bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Baca Artikel Informasi Lainnya

  • Memuat artikel...
Subscribe Our Newsletter