-->

Ads 720 x 90

Grebeg Tengger Tirto Aji Masyarakat Tengger Turun ke Wendit

Selain Upacara Kasada, dan Upacara Adat Karo yang selama ini lekat dengan masyarakat Suku Tengger, juga terdapat Upacara Tirto Aji. Upacara Grebeg Tirto Aji merupakan upacara pengambilan air suci yang dilaksanakan masyarakat Suku Tengger di Sendang Widodaren di Wendit, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Sendang itu berada di komplek Taman Wisata Air Wendit yang berada di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Sumber Air Mbah Kabul dan Mbah Gimbal.

Upacara adat Tengger Tirto Aji memiliki banyak makna sesuai dengan pemahaman dan keyakinan Suku Tengger, di antaranya adalah untuk penyembuhan, penanggulangan hama dan penyubur tanaman. Selain itu upacara ini bertujuan memupuk rasa persaudaraan di antara pememeluk agama dan melestarikan adat Tengger yang sudah dikenal sampai mancanegara. Para sesepuh Tengger selama ini meyakini bahwa sumber mata air Wendit merupakan sumber mata air yang dapat membawa berkah dan manfaat untuk bercocok tanam dalam kehidupan masyarakat Tengger. Namun, makna pentingnya sebagai bentuk permohonan keselamatan dan agar diberi rejeki.

Upacara Tengger Tirto Aji merupakan awal dari rangkaian Upacara Yadnya Kasada yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Kasada atau saat bulan purnama (purnamasidhi). Pada upacara ini empat kepala desa yang mewakili empat wilayah kabupaten tempat Suku Tengger berada, mengambil air suci dari sumber air yang berpangkal dari Gunung Widodaren. Air suci ini selanjutnya diberikan oleh para kepala desa kepada para pemimpin adat atau dukun pandhita Suku Tengger untuk melaksanakan Upacara Yadnya Kasada.

Upacara Tengger Tirto Aji, biasanya diadakan di Goa Gunung Widodaren yang berada sekitar 1 km dari Gunung Bromo. Namun pada tahun 2013 ini sesuai dengan kesepakatan para sesepuh masyarakat Suku Tengger, diadakan di sumber mata air atau Sendang Widodaren yang berada di Taman Rekreasi Wendit. Masyarakat suku Tengger biasanya mengambil air dari Sumber Air Mbah Kabul ini, dibawa pulang dengan kepercayaan yang sama seperti di Pulau Sempu, yaitu untuk kesembuhan dan kesehatan. Menurut mereka khasiatnya sama dengan Air Widodaren dari Gunung Bromo yang merembes ke arah Wendit.

Upacara berlangsung cukup khidmat dan meriah. Selain acara ritual tradisi Suku Tengger juga diadakan pertunjukkan kesenian Jaran Kencak dari Desa Ngadas dan penjualan hasil pertanian unggulan masyarakat Suku Tengger. Acara dimulai dari lapangan Asrikaton. Warga Tengger yang memakai baju hitam-hitam berjalan dari lapangan itu ke Wendit. Begitu sampai, mereka disambut dengan Tari Bedoyo. Setelah itu sejumlah undangan menuju sendang. Di antara rombongan itu, ada yang membawa tumpeng dan hasil bumi.

Begitu sampai di dalam sendang yang biasanya tidak boleh sembarangan orang masuk, diambil air dengan gayung dan diberikan kepada beberapa rombongan yang ikut masuk membawa wadah dari tanah liat. Berikutnya, disusul dengan rombongan penari Bedoyo yang juga membawa tempat air. Sementara tumpeng yang dibawa ke dekat sendang pada akhir acara menjadi rebutan pengunjung. Di panggung budaya Tengger yang didirikan di Wendit juga disajikan sendratari Cinta Bumi dari anak-anak warga Tengger. Ada juga stand yang menjual hasil bumi seperti kentang, wortel dan aneka bunga krisan.

Kegiatan juga untuk melestarikan budaya Tengger. Untuk ke depan diharapkan kegiatan ini bisa dijadikan sebagai salah satu agenda tahunan dan dapat dimasukkan dalam kelender event tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional agar menjadi daya tarik wisata Kabupaten Malang.

Sumber: sosbud.kompasiana.com dan sumber lainnya
Semoga artikel Grebeg Tengger Tirto Aji Masyarakat Tengger Turun ke Wendit bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter