-->

Ads 720 x 90

Candi Banyunibo

Candi Banyunibo merupakan salah satu kompleks percandian Buddha yang terletak di sebelah selatan Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini dibangun di suatu dataran yang luas, yang dikelilingi oleh bukit-bukit di sebelah utara, timur, dan selatan.

Candi ini terdiri atas satu candi induk yang menghadap ke barat dan enam candi perwara berbentuk stupa yang disusun berderet di selatan dan timur candi induk. Ukuran masing-­masing fondasi stupa hampir sama, yaitu 4,80 x 4,80 meter.
Candi induk berukuran 15,325 x 14,25 m dan tinggi 14,25 m. Kaki candi dengan tinggi 2,5 m itu dibangun di atas lantai batu. Pada sisi barat kaki candi, terdapat tangga masuk. Pada masing-masing sudut kaki candi dan di bagian tengah masing-masing sisi kaki candi (kecuali sisi sebelah barat), terdapat hiasan Jaladwara yang dipasang di lantai atas kaki candi dan berfungsi sebagai saluran air hujan.

Tubuh candi berukuran lebih kecil dari kakinya, sehingga di sekililing tubuh terbentuk lorong yang disebut selasar. Di sisi barat candi, terdapat penampil dengan tangga di tengahnya, berfungsi sebagai jalan masuk atau pintu menuju bilik candi. Pada dinding penampil sebelah kanan terdapat relief seorang wanita yang dikerumuni anak-anak, sedangkan relief di dinding kiri menggambarkan seorang pria dalam posisi duduk. Kedua relief tersebut menggambarkan Hariti, dewi kesuburan dalam agama Buddha, dan suaminya, Vaisravana. Pada dinding luar tubuh candi terdapat arca Boddhisatwa. Pada dinding bilik sisi utara, timur, dan selatan terdapat relung-relung yang menonjol dan berbingkai dengan hiasan berbentuk kala-makara, juga pada ambang dan bingkai pintunya. Relung tersebut berfungsi sebagai tempat arca. Pada dinding luar pintu masuk terdapat hiasan yang menggambarkan tokoh-tokoh awam yang belum diketahui identitasnya. Relief pada bilik pintu masuk sebelah selatan, menggambarkan seorang tokoh laki-laki tetapi sudah rusak tinggal bagian tangan kirinya, di sebelah kirinya terdapat seorang pengiring (pariwara) dalam sikap duduk (ardha paryangka) diperkirakan sebagai Dewa Kuwera. Pada dinding sebelah utara terdapat relief seorang tokoh perempuan dikerumuni oleh anak-anak yang menggambarkan Dewi Hariti, yaitu dewi kesuburan.

Atap candi induk mempunyai ukuran tinggi 2,75 m dan sebagai puncaknya adalah stupa setinggi 3,5 m. Di sebelah utara candi induk terdapat tembok batu sepanjang kurang lebih 65 m yang membujur arah barat ke timur. Berdasarkan  bentuk atap candi induk dan bentuk candi perwara yang berupa stupa, maka dapat diketahui latar belakang keagamaan Candi Banyunibo adalah Buddha.
Penelitian Candi Banyunibo dimulai sejak tahun 1940. Pada tahun 1943 dilakukan penyusunan kembali bangunan candi. Pemugaran Candi Banyunibo tahap pertama berhasil menyelesaikan bagian alas (soubasement), kaki candi, tubuh candi, dan pelataran serta pagar candi sisi utara.

Pemugaran di Candi Banyunibo tahap kedua dilaksanakan tahun 1976 yang melanjutkan pemugaran atap dan stupa puncak candi induk, yang akhirnya dapat diselesaikan pada tahun 1978.

Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/2014/06/04/selayang-pandang-candi-banyunibo/
Semoga artikel Candi Banyunibo bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter