-->

Ads 720 x 90

Cembengan, Pesta Rakyat di Musim Giling Tebu


Batang_Tebu__sebelum_menjadi_gula.jpg
Pagi itu, suasana di sekitar Pabrik Gula Mojo tampak lebih ramai dari biasanya. Aktivitas pabrik yang sehari-hari hanya diisi oleh kesibukan para karyawanan yang sibuk mengolah batang-batang tebu menjadi gula, kini bertambah ramai dengan hadirnya wahana-wahana pemainan anak, kios-kios pasar kaget yang menjajakan beraneka barang dan sajian panggung pentas seni tradisional khas masyarakat Sragen. Kemeriahan susana di pabrik Gula Mojo tersebut, adalah tanda dimulainya masa giling tebu telah tiba.
Pabrik Gula yang beroperasi sejak 1883 ini, terletak di Sragen - Jawa Tengah, berada tak jauh dengan Stasiun Kereta Api dan Pasar Bunder Sragen. Aktivitas pabrik gula dimulai ketika tanaman-tanaman tebu berjenis tebu ireng (zwarte cheribonriet) dari perkebunan di sekitar Sragen yang mempunyai kadar gula atau rendemen tinggi mulai dipanen, lalu dikumpulkan di stasiun penggilingan tebu. Sebelum batang tebu pertama mulai masuk ke dalam mesin giling, diadakanlah upacara Cembengan sebagai ungkapan doa syukur atas hasil panen dan permohonan akan kelancaran selama proses penggilingan.
Mesin_Penggiling_Tebu__dihias_dengan_Janur_dan_Daun_Pisang_Seperti_Hiasan_Pada_Upacara_Perkawinan.jpg
    Mesin penggiling tebu, dihias dengan janur dan daun pisang-seperti hiasan upacara perkawinan 

Cembengan sendiri berasal dari kata Ching Bing (Cheng Beng) yaitu ritual khas tionghoa untuk mendoakan roh nenek moyang. Istilah ini dikenalkan oleh para kuli yang bekerja pada pabrik gula milik pemerintah Hindia Belanda. Kuli adalah kata yang berasal dari bahasa mandarin yang mempunyai arti pekerja kasar, dimana waktu itu banyak didatangkan pekerja-pekerja kasar dari Negeri Cina untuk bekerja di berbagai perkebunan milik Belanda. Para pekerja itulah yang pertama kali mebawa tradisi Ching Bing, sebagai ritual diawal musim giling tebu. Perayaan Cembengan dengan nuansa jawa mulai dikenal ketika kaum ningrat masuk ke bisnis gula, salah satunya adalah  Mangkunegara ke IV yang banyak mempunyai Pabrik Gula di sekitar Jawa Tengah di era tahun 1800an.
Wayangan_di_dalam_Stasiun_Giling_Pabrik_Gula.jpg   Wayangan di dalam stasiun giling pabrik gula 
Pada perayaan Cembengan di Pabrik Gula Mojo, juga di awali dengan ziarah dan mendoakan para leluhur yaitu Mbah Paleh dan mbah Krandah yang merupakanpengikut Kyai Adipati Djayengrana dari daerah Jawa Timur. Ritual doa yang menggunakan simbolisasi aneka sesaji dan prosesi mantenan tebu dilanjutkan dengan kemeriahan pesta rakyat di halaman Pabrik Gula Mojo.
Pedagang_memadati_pelataran_Pabrik_Gula.jpg   Pedagang memadati pelataran pabrik gula 
Aneka wahana permainan anak khas pasar malam digelar diantara pipa-pipa yang menyuplai air ke dalam pabrik. Permainan seperti "Ombak Banyu, Kereta Kelinci, Tong Setan, Rumah Hantu dan Kereta Mini, ramai dikunjungi oleh anak-anak kecil. Ruas jalan di depan pabrik dipenuhi oleh stand pedagang yang menjual aneka barang seperti mainan anak, baju, barang kerajinan, serta berbagai macam makanan dan minuman. Di depan kantor pabrik gula, digelar seremoni pembukaan yang dibuka dengan Tari Gambyong, hiburan Campursari dan Dagelan Kethoprak. Sementara itu di area dalam pabrik gula yang dipakai sebagai stasiun giling tebu, digelar wayang kulit dengan Lakon Sri Mulih. Lakon Sri Mulih adalah cerita diluar pakem asli Mahabarata yang dipentaskan khusus untuk upacara mohon keselamatan atau syukuran. Kisah ini menceritakan tentang kedatangan Dewi Sri, sebagai icon simbol kesuburan dan hasil panen yang melimpah yang mengalah ancaman dari berbagai malapetaka.
Aneka_Permainan_di_Pasar_Malam_Perayaan_Cembengan.jpg   Aneka permainan di pasar malam perayaan Cembengan 
Perayaan Cembengan mempunyai makna dasar sebagai bentuk permohonan akan kelancaraan saat dimulainya proses penggilingan tebu dan ucapan syukur atas melimpahnya panen tebu yang membawa dampak pada kesejahteraan masyarakat. Pesta rakyat yang digelar di sekitar pabrik Gula selama perayaan Cembengan, adalah upaya untuk lebih mempererat hubungan antara Pabrik Gula dengan Masyarakat yang tinggal disekitarnya. Walaupun tidak semua warga sekitar mencari nafkah di pabrik gula atau perkebunannya, dengan pesta rakyat tersebut diharapkan bahwa berkah dari adanya pabrik gula bisa dirasakan oleh masyarakat secara lebih luas. Bisa dikatakan bahwa pesta rakyat cembengan sebagai program kehumasan yang sangat cerdas, yang lahir dari leluhur-leluhur terdahulu. Tidak cuma hiburan, ada aktivitas ekonomi yang berdampak signifikan dalam perayaan Cembengan ini. Para pengusaha gula dari masa-masa terdahulu, telah memberikan warisan sebuah pelajaran penting dimana kehadiran sebuah pabrik gula haruslah tidak hanya berbuah manis bagi pemilik dan karyawannya, tetapi manisnya bisa dirasakan oleh masyarakat umum disekitarnya. Salam Kratonpedia.
Asyik_Menikmati_Sajian_Pentas_Kesenian_di_Perayaan_Cembengan.jpg   Asyik menikmati sajian pentas kesenian di perayaan Cembengan
Berkeliling_Area_Pabrik_Gula_dengan__Sepur_Kelinci_.jpg   Berkeliling area pabrik gula dengan 'sepur kelinci'
Trai_Gambyong__Pentas_Hiburan_Gratis_bagi_Warga_Sekitar_Pabrik_Gula.jpg   Tari Gambyong, pentas hiburan gratis bagi warga sekitar pabrik gula
Siap_Bergerak_lagi__menggiling_Tebu.jpg   Siap bergerak lagi, menggiling tebu
(teks dan foto : Stefanus Ajie/Kratonpedia) 

Semoga artikel Cembengan, Pesta Rakyat di Musim Giling Tebu bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter