-->

Ads 720 x 90

Upacara adat Keduk Beji di Desa Tawun


DISBUDPAR (Newsroom): Masyarakat Desa Tawun, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menggelar upacara adat Keduk Beji yang dilakukan sekali dalam setahun pada hari Selasa Kliwon setelah selesai masa panen.
 
Sesepuh Desa Tawun selaku Juru Silep, Mbah Supomo, Selasa mengatakan, upacara Keduk Beji ini merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya penduduk Desa Tawun.
 
"Tujuan utamanya adalah mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran. Karena sumber ini menjadi sandaran hidup penduduk Tawun," ujarnya kepada wartawan.
 
Menurut dia, inti dari ritual ini terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi di pusat sumber air Beji. Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam sumber. "Setiap tahunnya, kendi di dalam sumber diganti melalui upacara ini. Hal itu dimaksudkan agar sumber air Beji tetap bersih," terangnya.
 
Dalam ritual adat tersebut, seluruh pemuda desa terjun ke kolam untuk membersihakn kotoran dari dalam sumber mata air yang bernama Beji. Sumber air dari Beji inilah yang digunakan untuk menyuplai air kolam renang di tempat wisata Tawun dan untuk mengairi lahan pertanian penduduk sekitar setiap tahunnya.
 
Sementara itu objek wisata Tawun merupakan sumber kehidupan bagi warga desa setempat. Selain bertumpu pada sektor pertanian, warga di desa ini juga bertumpu pada sektor wisata, taman rekreasi Tawun.
 
Supomo menjelaskan, ritual ini berawal dari warisan Eyang Ludro Joyo yang dulu pernah bertapa di Sumber Beji untuk mencari ketenangan dan kesejahteraan hidup. Setelah bertapa lama, tepat di hari Selasa Kliwon, jasad Eyang Ludro Joyo dipercaya hilang dan muncullah air sumber ini.
 
Ritual ini berawal dari pengedukan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji. Seluruh pemuda desa terjun ke air sumber untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir. Dalam proses ini, diwarnai mandi lumpur oleh para pemuda yang terjun ke air.
 
"Mandi lumpur ini dipercaya warga desa setempat untuk membersihkan badan kita. Selain itu, mandi lumpur dipercaya dapat awet muda dan sehat," jelas Mbah Pomo yang diyakini masih keturunan dari Eyang Ludro Joyo ini kepada KCM
 
Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan  penyilepan kendi ke dalam pusat sumber. Kemudian dilanjutkan dengan penyiraman air legen ke dalam sumber Beji dan penyeberangan sesaji dari arah timur ke barat sumber. Sesaji tersebut berisi makanan khas Jawa seperti, jadah, jenang, rengginang, lempeng, tempe, yang ditambah buah pisang, kelapa, bunga, dan telur ayam kampung.
 
Selama penyeberangan sesaji, para pemuda yang berada di sekitar sumber Beji berjoged dan melakukan ritual saling gepuk (pukul) dengan diringi gending Jawa.
 
Ritual ditutup dengan makan bersama Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon yang telah disediakan bagi warga untuk "ngalub" atau meraih berkah. Warga saling berebut makanan yang dipercaya bisa mendatangkan berkah bagi kehidupannya kelak.
 
Setelah ritual selesai, warga desa beramai-ramai mengambil air sumber yang mengalir jernih. Ada yang ditempatkan di botol, ada yang ditempatkan di ember, bahkan ada pula yang langsung mandi di pinggiran sumber tersebut.
 
"Kami percaya, air sumber yang baru keluar setelah upcara Keduk Beji sangat berkhasiat. Selain untuk kesehatan, air ini juga bisa membuat awet muda," kata salah satu warga desa setempat Suhartini.(kcm)

Semoga artikel Upacara adat Keduk Beji di Desa Tawun bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter