-->

Ads 720 x 90

KESENIAN TAYUB


Tarian Tayub merupakan Kesenian Khas daerah Kabupaten  Grobogan. Tarian tersebut sudah ada sejak Ki ageng Selo masih muda atau beberapa abad yang lalu. Tarian tersebut menggambarkan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen atau perayaan karena terkabuinya do*a permohonan masyarakat Kabupaten Grobogan. Mereka bersuka cita, bercanda, menari bersama, bergandeng tangan, dan saling berpasang pasangan. Kegiatan muda‑mudi yang terjadi secara spontan ketika itu sangat membekas dan berkesan dalam hati mereka. Apa yang mereka alami seakan memiliki arti tersendiri dan menjadi moment penting dalam kehidupannya. Seiring dengan berjalannya waktu mereka senantiasa mengulangi untuk menyelenggarakan perayaan panen dengan tarian muda‑mudi sebagaimana waktu sebelumnya. Waktu terus berjalan yang akhirnya tercipta suatu tari pergaulan yang dinamakan Tayub.

Tayub berasal dari kata Tata dan Guyub, yang artinya bersahabat dengan rasa  persaudaraan tanpa persaingan dan tanpa aturan menari  yang dibakukan. Mereka menari sesuai dengan kreativitas yang seirama dengan iringan musik gamelan. Tayub kemudian berkembang sangat populer dikalangan masyarakat Kabupaten Grobogan sebagai sarana hiburan yang sangat khas. Biasanya diselenggarakan pada saat musim panen tiba atau pada saat pesta syukuran lainnya.

Seiring dengan perkembangannya sampai sekarang oleh para Tokoh seniman seniwati kabupaten Grobogan ditata sedemikian rupa sehingga seolah olah merupakan aturan baku dalam setiap pementasan kesenian Tayub.

Adapun tatanan yang telah dipakai setiap pementasan kesenian ini adalah satu penari diikuti dua penari pria, dan biasanya setiap pentas minimal dua penari wanita, sehingga diatas pentas minimal ada enam penari pria dan wanita. Karena kesenian Tayub sudah memasyarakat dan juga merupakan hiburan segar dan murah bagi semua kalangan maka hampir setiap ada hajatan di desa selatu ada pentas kesenian ini.
Penari pria yang tampil di pentas adalah para tamu yang hadir pada setiap hajatan , sehingga dibutuhkan pengatur acara yang dalam hal ini dinamakan Pengarih dan sebagai tanda bahwa seseorang mendapatkan jatah menari diberikan Sampur oleh panitia. Dengan demikian dalam situasi apapun pentas kesenian tayub selalu berjalan dengan lancar dan aman dan etika pun dapat terjaga dengan baik karena jarak antara penari pria dan wanita diatur, yaitu satu meter.

Semoga artikel KESENIAN TAYUB bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter